Minggu, 13 April 2014

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN PNEUMONIA



ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN
PNEUMONIA
  




Oleh :
YOVIANUS LUSI BOLI
PO. 530320312 711



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
2014

Sabtu, 12 April 2014

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN HYDROCELE






“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN HYDROCELE”




DISUSUN OLEH 
Yovianus Lusi Boli
PO. 530320312 711


KEMENTRIAN  KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
2013

Askep Sindrom Nefrotik




ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SINDROM NEFROTIK



DISUSUN OLEH
YOVIANUS LUSI BOLI
PO.530320312 711



KEMENTRIAN  KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
2013

SAP Hiperparathyroid

SATUAN ACARA PENYULUHAN
DISFUNGSI KELENJAR PARATHYROID (HIPERPARATHYROID)



DISUSUN OLEH
YOVIANUS LUSI BOLI
PO. 530320312 711



KEMENTRIAN  KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
2013


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topic               : Disfungsi Kalenjar Parathyroid (Hiperparathyroid).
Sub topik         : Gejala yang timbul pada pasien yang mengalami Hiperparathyroid
Sasaran            : Pasien di rumah sakit.
Tempat            : Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Umbu Rara Meha Waingapu.
Waktu                         : 1 x 30 menit.
 


1.      Tujuan
  1. Tujuan umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1x30 menit diharapkan keluarga pasien dapat mengetahui dan memahami tentang kelainan fungsi kelenjar Parathyroid dan cara pencegahannya.
  1. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan pasien dan keluarga diharapkan dapat memahami tentang :
·         Pengertian Hiperparathyroid.
·         Penyebab Hiperparathyroid.
·         Tanda dan gejala Hiperparathyroid.
·         Penatalaksanaan.
·         Pencegahan
2.      Sasaran :
Pasien di rumah sakit.
3.      Materi :
  • Pengertian Hiperparathyroid.
  • Penyebab Hiperparathyroid
  • Tanda dan gejala Hiperparathyroid.
  • Penatalaksanaan Hiperparathyroid.
  • Komplikasi.
4.      Metode :
  • Tanya jawab.
  • Diskusi.
5.      Media :
  • Leaflet.
  • Poster.
6.      Kegiatan penyuluhan.
No.
Waktu
Kegiatan peyuluhan
Kegiatan peserta/respon klien
1




2









3
5 menit




15 menit









10 menit
Pendahuluan :
·          Salam.
·         Apersepsi.
·         Menjelaskan tujuan.

Penjelasan materi
·         Pengertian Hiperparathyroid.
·         Penyebab Hiperparathyroid.
·         Tanda dan gejala Hiperparathyroid.
·         Pemeriksaan penunjang.
·         Penatalaksanaan.

Penutup:
·         Tanya jawab
·         Menyimpulkan hasil penyuluhan
·         Memberikan salam


·         Membalas salam.
·         Mendengar.
·         Memberikan respon.

·         Mendengarkan dan memperhatikan.








·         Menanyakan hal yang belum jelas.
·         Aktif bersama dalam menyimpulkan.
·         Membalas salam.

7.      Evaluasi
·         Jelaskan pengertian Hiperparathyroid.
·         Jelaskan penyebab Hiperparathyroid.
·         Jelaskan tanda dan gejala Hiperparathyroid.
·         Jelaskan pemeriksaan penunjang.
·         Jelaskan Penatalaksanaan dan pencegahan



SATUAN ACARA PENYULUHAN
DISFUNGSI KELENJAR PARATHYROID (HIPERPARATHYROID)

1.      Pengertian
      Kelenjar  paratiroid adalah empat kelenjar-kelenjar seukuran kacang polong yang berlokasi  pada kelenjar tiroid di leher. Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan yang menghasilkan hormon pada tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid.
Hiperparathyroid adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya
2.      Etiologi
a)      Primer (sekresi PTH tidak sesuai )
§  Adenoma (tersering > 80 %)
§  Hiperplasi
o   mungkin familial
o   mungkin disertai dengan neoplasia endokrin multipel
o   mungkin familial dan disertai dengan kalsium urin rendah (hiperkalsemi hipokalsiurik familial)
§  kira – kira 50% tanpa gejala

b)      Sekunder (sekresi PTH sesuai)
§  Gagal ginjal kronik
§  Malabsorbsi
- kelainan gastrointestinal
- kelainan hepatobilier
§  Penyebab lain dari hipokalsemi

c)      Tersier (sekresi PTH autonom ditambah dengan hiperparatiroid sekunder terdahulu)
§  Sangat jarang
§  Hipernefroma
§  Karsinoma sel skuamuosa paru
3.      Patogenesis
     Pada hiperparatiroidisme, kelebihan jumlah sekresi PTH menyebabkan hiperkalsemia yang langsung bisa menimbulkan efek pada reseptor di tulang, traktus intestinal, dan ginjal. Secara fisiologis sekresi PTH dihambat dengan tingginya ion kalsium serum. Mekanisme ini tidak aktif pada keadaan adenoma, atau hiperplasia kelenjar, dimana hipersekresi PTH berlangsung bersamaan dengan hiperkalsemia. Resorpsi kalsium dari tulang dan peningkatan absorpsi dari usus merupakan efek langsung dari peningkatan PTH.
4.      Manifestasi klinis
Kebanyakan pasien dengan hiperparatiroidisme adalah asimtomatik. Manifestasi utama dari hiperparatiroidisme terutama pada ginjal dan tulang. Kelainan pada ginjal terutama akibat deposit kalsium pada parenkim ginjalatau nefrolitiasis yang rekuren. Dengan deteksi dini, komplikasi ke ginjal dapat berkurang pada ± 20 % pasien. Batu ginjal biasanya terdiri dari kalsium oksalat atau kalsium fosfat. Pada kebanyakan pasien episode berulang dari nefrolitiasis atau pembesaran kalikuli ginjal dapat mengawali obstruksi traktus urinarius, infeksi, gagal fungsi ginjal. Nefrolitiasis juga menyebabkan penurunan fungsi ginjal dan retensi fosfat.

5.      Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radioimmunoassay untuk parathormon sangat sensitif dan dapat membedakan hipertiroid primer dengan penyebab hiperkalsemia lainnya pada lebih dari 90% pasien yang mengalami kenaikan kadar kalsium serum saja merupakan gambaran yang non spesifik karena kadar dalam serum ini dapat berubah akibat diet, obat – obatan dan perubahan pada ginjal serta tulang. Perubahan tulang dapat dideteksi dengan pemeriksaan sinar – X atau pemindai tulang pada kasus – kasus penyakit yang sudah lanjut. Pemeriksaan antibodi ganda hormon paratiroid digunakan untuk membedakan hiperparatiroid primer dengan keganasan, yang menjadi penyebab hiperkalsemia. Pemeriksaan USG , MRI, pemindai thallium serta biopsi jarum halus telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi paratiroid dan untuk menentukan lokasi kista, adenoma serta hiperplasia pada kelenjar paratiroid.
6.      Penatalaksanaan
Awitan hiperparatiroid yang berlangsung perlahan – lahan dan sifatnya yang kronis disertai berbagai gejala yang sering tidak jelas dapat menimbulkan depresi dan frustasi. Keluarga mungkin sudah menganggap sakit pasien bersifat psikosomatik. Kewaspadaan terhadap perjalanan kelainan ini dan pendekatan perawat yang penuh pengertian dapat membantu pasien serta keluarga untuk menghadapi seluruh reaksi dan perasaan mereka. Terapi yang dianjurkan bagi pasien hiperparatiroid primer adalah tindakan bedah untuk mengangkat jaringan paratiroid yang abnormal. Namun demikian, pada sebagian pasien yang asimtomatik disertai kenaikan kadar kalsium serum ringan dan fungsi ginjal yang normal, pembedahan dapat ditunda dan keadaan pasien dipantau dengan cermat akan adanya kemungkinan bertambah parahnya hiperkalsemia, kemunduran kondisi tulang, gangguan ginjal atau pembentukan batu ginjal. Pada hipertiroid sekunder, penatalaksanaannya dengan cara menghilangkan penyebab yang mendasarinya dan memperbaiki kadar kalsium plasma.
7.      Pencegahan
Ø  Minum banyak air terutama air putih. Meminum banyak cairan dapat mencegah pembentukan batu ginjal.
Ø  Senam dan olah raga. Ini salah satu cara terbaik untuk membentuk tulang kuat dan memlambatkan kerusakkan tulang.
Ø  Pengambilan vitamin D. Pengambilan vitamin D yang mencukupi dapat membantu dalam penyerapan kalsium.
Ø  Jangan merokok. Merokok dapat meningkatkan perapuhan tulang seiring meningkatnya masalah kesehatan.
Ø  Berwaspada terhadap kondisi yang dapat meningkatkan kadar kalsium. Kondisi tertentu seperti penyakit gastrointestinal dapat menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marlyn E, dkk. 2000. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN. EGC ; Jakarta
Ester, monica, dkk. 2013. DIAGNOSIS KEPERAWATAN. EGC ; Jakarta
Masjoer Arief, 2002. BUKU KAPITA SELEKTA. EGC : Jakarta
Smeltzer, suzanne c, dkk. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. EGC ; Jakarta