SATUAN ACARA PENYULUHAN
DISFUNGSI KELENJAR PARATHYROID (HIPERPARATHYROID)
DISUSUN OLEH
YOVIANUS LUSI BOLI
PO. 530320312 711
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN
KEMENKES KUPANG
PROGRAM
STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
2013
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
Topic : Disfungsi
Kalenjar Parathyroid (Hiperparathyroid).
Sub topik :
Gejala yang timbul pada pasien yang mengalami Hiperparathyroid
Sasaran : Pasien di rumah sakit.
Tempat :
Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Umbu Rara Meha Waingapu.
Waktu :
1 x 30 menit.
1.
Tujuan
- Tujuan umum
Setelah mendapatkan penyuluhan
selama 1x30 menit diharapkan keluarga pasien dapat mengetahui dan memahami
tentang kelainan fungsi kelenjar Parathyroid dan cara
pencegahannya.
- Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan
pasien dan keluarga diharapkan dapat memahami tentang :
·
Pengertian Hiperparathyroid.
·
Penyebab Hiperparathyroid.
·
Tanda dan gejala Hiperparathyroid.
·
Penatalaksanaan.
·
Pencegahan
2.
Sasaran :
Pasien di rumah sakit.
3.
Materi :
- Pengertian Hiperparathyroid.
- Penyebab Hiperparathyroid
- Tanda dan gejala Hiperparathyroid.
- Penatalaksanaan Hiperparathyroid.
- Komplikasi.
4.
Metode :
- Tanya jawab.
- Diskusi.
5.
Media :
- Leaflet.
- Poster.
6.
Kegiatan penyuluhan.
No.
|
Waktu
|
Kegiatan peyuluhan
|
Kegiatan peserta/respon klien
|
1
2
3
|
5 menit
15 menit
10 menit
|
Pendahuluan :
·
Salam.
·
Apersepsi.
·
Menjelaskan tujuan.
Penjelasan materi
·
Pengertian Hiperparathyroid.
·
Penyebab Hiperparathyroid.
·
Tanda dan gejala Hiperparathyroid.
·
Pemeriksaan penunjang.
·
Penatalaksanaan.
Penutup:
·
Tanya jawab
·
Menyimpulkan hasil penyuluhan
·
Memberikan salam
|
·
Membalas salam.
·
Mendengar.
·
Memberikan respon.
·
Mendengarkan dan memperhatikan.
·
Menanyakan hal yang belum jelas.
·
Aktif bersama dalam menyimpulkan.
·
Membalas salam.
|
7.
Evaluasi
·
Jelaskan pengertian Hiperparathyroid.
·
Jelaskan penyebab Hiperparathyroid.
·
Jelaskan tanda dan gejala Hiperparathyroid.
·
Jelaskan pemeriksaan penunjang.
·
Jelaskan Penatalaksanaan dan
pencegahan
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
DISFUNGSI KELENJAR PARATHYROID (HIPERPARATHYROID)
1.
Pengertian
Kelenjar paratiroid adalah empat kelenjar-kelenjar seukuran kacang
polong yang berlokasi pada kelenjar tiroid di leher. Terletak disetiap sisi kelenjar
tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang
bersusun berpasangan yang menghasilkan hormon pada tiroksin. Masing-masing
melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid.
Hiperparathyroid adalah suatu
keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon
paratiroid dari biasanya
2.
Etiologi
a)
Primer (sekresi PTH tidak
sesuai )
§ Adenoma (tersering > 80 %)
§ Hiperplasi
o
mungkin familial
o
mungkin disertai dengan
neoplasia endokrin multipel
o
mungkin familial dan disertai
dengan kalsium urin rendah (hiperkalsemi hipokalsiurik familial)
§ kira – kira 50% tanpa gejala
b)
Sekunder (sekresi PTH sesuai)
§ Gagal ginjal kronik
§ Malabsorbsi
- kelainan
gastrointestinal
- kelainan
hepatobilier
§ Penyebab lain dari hipokalsemi
c)
Tersier (sekresi PTH autonom
ditambah dengan hiperparatiroid sekunder terdahulu)
§ Sangat jarang
§ Hipernefroma
§ Karsinoma sel skuamuosa paru
3.
Patogenesis
Pada hiperparatiroidisme, kelebihan jumlah sekresi PTH
menyebabkan hiperkalsemia yang langsung bisa menimbulkan efek pada reseptor di
tulang, traktus intestinal, dan ginjal. Secara fisiologis sekresi PTH dihambat
dengan tingginya ion kalsium serum. Mekanisme ini tidak aktif pada keadaan
adenoma, atau hiperplasia kelenjar, dimana hipersekresi PTH berlangsung
bersamaan dengan hiperkalsemia. Resorpsi kalsium dari tulang dan peningkatan absorpsi
dari usus merupakan efek langsung dari peningkatan PTH.
4.
Manifestasi klinis
Kebanyakan
pasien dengan hiperparatiroidisme adalah asimtomatik. Manifestasi utama dari
hiperparatiroidisme terutama pada ginjal dan tulang. Kelainan pada ginjal
terutama akibat deposit kalsium pada parenkim ginjalatau nefrolitiasis yang
rekuren. Dengan deteksi dini, komplikasi ke ginjal dapat berkurang pada ± 20 %
pasien. Batu ginjal biasanya terdiri dari kalsium oksalat atau kalsium fosfat.
Pada kebanyakan pasien episode berulang dari nefrolitiasis atau pembesaran
kalikuli ginjal dapat mengawali obstruksi traktus urinarius, infeksi, gagal
fungsi ginjal. Nefrolitiasis juga menyebabkan penurunan fungsi ginjal dan
retensi fosfat.
5.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radioimmunoassay
untuk parathormon sangat sensitif dan dapat membedakan hipertiroid primer
dengan penyebab hiperkalsemia lainnya pada lebih dari 90% pasien yang mengalami
kenaikan kadar kalsium serum saja merupakan gambaran yang non spesifik karena
kadar dalam serum ini dapat berubah akibat diet, obat – obatan dan perubahan
pada ginjal serta tulang. Perubahan tulang dapat dideteksi dengan pemeriksaan
sinar – X atau pemindai tulang pada kasus – kasus penyakit yang sudah lanjut.
Pemeriksaan antibodi ganda hormon paratiroid digunakan untuk membedakan
hiperparatiroid primer dengan keganasan, yang menjadi penyebab hiperkalsemia.
Pemeriksaan USG , MRI, pemindai thallium serta biopsi jarum halus telah
digunakan untuk mengevaluasi fungsi paratiroid dan untuk menentukan lokasi
kista, adenoma serta hiperplasia pada kelenjar paratiroid.
6. Penatalaksanaan
Awitan
hiperparatiroid yang berlangsung perlahan – lahan dan sifatnya yang kronis
disertai berbagai gejala yang sering tidak jelas dapat menimbulkan depresi dan
frustasi. Keluarga mungkin sudah menganggap sakit pasien bersifat psikosomatik.
Kewaspadaan terhadap perjalanan kelainan ini dan pendekatan perawat yang penuh
pengertian dapat membantu pasien serta keluarga untuk menghadapi seluruh reaksi
dan perasaan mereka. Terapi yang dianjurkan bagi pasien hiperparatiroid primer
adalah tindakan bedah untuk mengangkat jaringan paratiroid yang abnormal. Namun
demikian, pada sebagian pasien yang asimtomatik disertai kenaikan kadar kalsium
serum ringan dan fungsi ginjal yang normal, pembedahan dapat ditunda dan
keadaan pasien dipantau dengan cermat akan adanya kemungkinan bertambah
parahnya hiperkalsemia, kemunduran kondisi tulang, gangguan ginjal atau
pembentukan batu ginjal. Pada hipertiroid sekunder, penatalaksanaannya dengan
cara menghilangkan penyebab yang mendasarinya dan memperbaiki kadar kalsium
plasma.
7.
Pencegahan
Ø Minum banyak air terutama air putih. Meminum banyak cairan dapat
mencegah pembentukan batu ginjal.
Ø Senam dan olah raga. Ini salah satu cara terbaik untuk membentuk tulang
kuat dan memlambatkan kerusakkan tulang.
Ø Pengambilan vitamin D. Pengambilan vitamin D yang mencukupi dapat
membantu dalam penyerapan kalsium.
Ø Jangan merokok. Merokok dapat meningkatkan perapuhan tulang seiring
meningkatnya masalah kesehatan.
Ø Berwaspada terhadap kondisi yang dapat meningkatkan kadar kalsium.
Kondisi tertentu seperti penyakit gastrointestinal dapat menyebabkan kadar
kalsium dalam darah meningkat.
DAFTAR
PUSTAKA
Doengoes, Marlyn E, dkk. 2000. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN. EGC ; Jakarta
Ester, monica, dkk. 2013. DIAGNOSIS KEPERAWATAN. EGC ; Jakarta
Masjoer Arief, 2002. BUKU KAPITA SELEKTA. EGC : Jakarta
Smeltzer, suzanne c, dkk. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. EGC ; Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar