“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN GANGGUAN HYDROCELE”
DISUSUN OLEH
Yovianus Lusi Boli
PO. 530320312 711
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN
KEMENKES KUPANG
PROGRAM
STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Tunika vaginalis di skrotum sekitar
testis normalnya tidak teraba, kecuali bila mengandung cairan membentuk
hidrokel, yang jelas bersifat diafan (tembus cahaya) pada transiluminasi. Jika
tidak dapat ditemukan karena besarnya hidrokel, testis harus dicari di sebelah
dorsal karena testis terletak di ventral epididimis sehingga tunika vaginalis
berada di sebelah depan. Bila ada hidrokel, testis dengan epididimis terdorong
ke dorsal oleh ruang tunika vaginalis yang membesar. Hidrokel testis mungkin kecil
atau mungkin besar sekali. Hidrokel bisa disebabkan oleh rangsangan patologik
seperti radang atau tumor testis. Hidrokel dapat dikosongkan dengan pungsi,
tetapi sering kambuh kembali. Pada operasi, sebagian besar dinding dikeluarkan.
Kadang ditemukan hidrokel terbatas di funikulus spermatikus yang berasal dari
sisa tunika vaginalis di dalam funikulus; benjolan tersebut jelas terbatas dan
bersifat diafan pada transiluminasi. Pada pungsi didapatkan cairan jernih. Jarang
sekali ditemukan benjolan diafan di funikulus yang dapat dihilangkan dengan
tekanan, sedangkan memberikan kesan terbatas jelas di sebelah kranial. Bila
demikian, terdapat tunika vaginalis yang berhubungan melalui saluran sempit
dengan rongga perut dan berisi cairan rongga perut. Hernia inguinalis lateralis
atau indirek yang mengandung sedikit cairan rongga perut ini kadang diberikan
nama salah hidrokel komunikans. Karena hubungan dengan rongga perut terlalu
sempit sekali. Kelainan ini memberi kesan hidrokel funikulus; “kantong” hernia
ini tidak
dapat dimasuki usus atau omentum.
Hidrokel sering ditemukan pada bayi baru lahir. Hidrokel terjadi akibat adanya kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak. Secara normal, hidrokel akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan setelah bayi lahir.
Hidrokel sering ditemukan pada bayi baru lahir. Hidrokel terjadi akibat adanya kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak. Secara normal, hidrokel akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan setelah bayi lahir.
B.
TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Secara umum diharapkan kepada pembaca
terutam mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami tentang gangguan asuhan
keperawatan pada anak dengan hidrokel.
2. Tujuan khusus.
a. Menjelaskan dan menyebutkan
pengertian hidrokel.
b. Menyebutkan etiologi dari hidrokel.
c. Mengetahui klasifikasi hidrokel.
d. Menjelaskan patofisiologi dari
hidrokel.
e. Menyebutkan manifestasi klinis dari
hidrokel.
f. Menyebutkan pemeriksaan diagnostik
dari hidrokel.
g. Mengetahui penatalaksanaan medis.
h. Mengetahui komplikasi dari hidrokel.
i.
Mengetahui dan dapat Mengaplikasikan asuhan keperawatan pada
klien dengan hidrokel.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
KONSEP DASAR PENYAKIT
1. DEFENISI
Hidrokel
berasal dari dua kata yaitu hidro ( air ) dan cell (rongga / celah). Dapat
diartikan secara harafiah bahwa hidrokel adalah adanya penumpukan air pada
rongga khususnya pada tunika vaginalis.( Behram. 2000).
Hidrokel
adalah penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus testis, yang menyebabkan
pembengkakan lunak pada salah satu testis. Penyebabnya karenagangguan dalam
pembentukan alat genitalia external, yaitu kegagalan penutupan saluran tempat
turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum.
Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak.(Pramono,Budi.2008).
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan visceralis tunika vaginalis testis. (Pramono,Budi.2008).
Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak.(Pramono,Budi.2008).
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan visceralis tunika vaginalis testis. (Pramono,Budi.2008).
2.
ETIOLOGI
Hidrokel
yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena :
a. Belum sempurnanya penutupan prosesus
vaginalis sehingga terjadi aliran cairan
peritoneum ke prosesus vaginalis (Hernia Komunikan)
b.
Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam
melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.
3.PATOFISIOLOGI/
PATHWAY
HYDROCELLE
|
Kelainan pada testis
|
Ä Resiko infeksi b.d insisi post
operasi
Ä Defisit pengetahuan orang tua
b.d kondisi prosedur pembedahan post operasi
Ä
Nyeri
b.d gangguan pada kulit jaringan, pembedahan.
|
Ä Gangguan rasa nyaman b.d
pembengkakan skrotum
Ä Resiko kerusakan integritas
kulit skrotum b.d Adanya gesekan dan pergangan jaringan trauma kulit
skrotum
Ä Perubahan bodi image b.d
perubahan bentuk skrotum
Ä
Ansietas
pada orang tua b.d kondisi anaknya
|
Post operasi
|
Pre operasi
|
pembengkakan
|
Atrofi testis
|
Menekan peredaran darah di dalam
testis
|
Obstruksi di aliran limfe/ vena di
dalam funikulus spermatikus
|
Terakumulasi cairan di tunika
vaginalis
|
Tidak menutupnya rongga antara
tunika vaginalis
|
Penyumbatan
cairan/darah
|
Penumpukan darah di tunika vaginalis
|
4. GEJALA KLINIS
Gambaran klinis hidrokel kongenital tergantung pada jumlah cairan
yang tertimbun. Bila timbunan cairan hanya sedikit, maka testis terlihat
seakan-akan sedikit membesar dan teraba lunak. Bila timbunan cairan banyak
terlihat skrotum membesar dan agak tegang. Pasien mengeluh adanya benjolan di
kantong skrotum yang tidak nyeri.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong
skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan
adanya transiluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang
sangat tebal kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus
dibantu dengan pemeriksaan ultrasonografi. Menurut letak kantong hidrokel
terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa macam hidrokel, yaitu
a.
Hidrokeltestis
Pada hidrokel testis,kantong
hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba.Pada
anamnesis,besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
b.
Hidrokel funikulus
Pada hidrokel funikulus,kantong
hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial testis,sehingga
pada palpasi,testis dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel.Pada
anamnesis,kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
c.
Hidrokel komunikan.
Pada hidrokel komunikan terdapat
hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus
vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis, kantong hidrokel
besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada saat anak menangis. Pada
palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam
rongga abdomen. Pembagian ini penting karena berhubungan dengan metode operasi
yang akan dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel.
3.
KOMPLIKASI
a. Hematom pada jaringan skrotum yang
kendor.
b. Kalau tidak ditangani
segera,penumpukan cairan ini bisa mengganggu kesuburan dan fungsi seksualnya.
c. Infeksi testis.
4.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis
hidrokel dapat dibuat dengan transiluminasi skrotum.Bila dilakukan
transiluminasi pada hidrokel terlihat translusen,terlihat benjolan terang
dengan masa gelap oval dari bayangan testis.Pemeriksan USG dapat
dipertimbangkan apabila hasil pemeriksaan transiluminasi tidak jelas yang
disebabkan oleh tebalnya kulit skrotum pasien.Dengan hasil USG berwarna
keabu-abuan.
5. PENATALAKSANAAN
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup,hidrokel akan sembuh sendiri;tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup,hidrokel akan sembuh sendiri;tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Tindakan untuk mengatasi cairan
hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi :
Ø Aspirasi
Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain
angka kekambuhannya tinggi, kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa
infeksi.Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :
a. Hidrokel yang besar sehingga dapat
menekan pembuluh darah.
b. Indikasi kosmetik
c. Hidrokel permagna yang dirasakan
terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Ø Hidrokelektomi
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus melakukan herniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan scrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto. Pada hidrokel tidak ada terapi khusus yang diperlukan karena cairan lambat laun akan diserap, biasanya menghilang sebelum umur 2 tahun.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dlakukan anestesi umum ataupun regional (spinal). Tindakan lain adalah dengan aspirasi jarum (disedot pakai jarum). Cara ini nggak begitu digunakan karena cairan hidrokelnya akan terisi kembali. Namun jika setelah diaspirasi kemudian dimasukkan bahan pengerut (sclerosing drug) mungkin bisa menolong.(Mayo Cliinic).
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus melakukan herniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan scrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto. Pada hidrokel tidak ada terapi khusus yang diperlukan karena cairan lambat laun akan diserap, biasanya menghilang sebelum umur 2 tahun.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dlakukan anestesi umum ataupun regional (spinal). Tindakan lain adalah dengan aspirasi jarum (disedot pakai jarum). Cara ini nggak begitu digunakan karena cairan hidrokelnya akan terisi kembali. Namun jika setelah diaspirasi kemudian dimasukkan bahan pengerut (sclerosing drug) mungkin bisa menolong.(Mayo Cliinic).
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
1. Identitas klien yang mencakup nama,
jenis kelamin, umur, alamat, pekerjaaan.
2. Anamnese
Anamnese berkaitan tentang lamanya
pembengkakan skrotum dan apakah ukuran pembengkakan itu bervariasi baik pada
waktu istirahat maupun pada keadaan emosional (menangis,ketakutan).
3. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, hidrokel
dirasakan sesuatu yang oval atau bulat, lembut dan tidak nyeri tekan. Hidrokel
dapat dibedakan dengan hernia melalui beberapa cara :
a. Pada saat pemeriksaan fisik dengan
Transiluminasi/diaponaskopi hidrokel berwarna merah terang,dan hernia berwarna
gelap.
b. Hidrokel pada saat di inspeksi
terdapat benjolan yang hanya ada di scrotum,dan hernia di lipatan paha.
c. Auskultasi pada hidrokel tidak
terdapat suara bising usus, tetapi pada hernia terdapat suara bising usus.
d. Pada saat di palpasi hidrokel terasa
seperti kistik, tetapi pada hernia terasa kenyal.
e. Hidrokel tidak dapat didorong, hernia
biasanya dapat didorong.
f. Bila dilakukan transiluminasi pada
hidrokel terlihat transulen,pada hernia tidak.
4. Kaji sistem perkemihan
5. Kaji setelah pembedahan : infeksi,
perdarahan, disuria, dan drainase
6. Lakukan transluminasi test : ambil
senter, pegang skrotum,sorot dari bawah;bila sinar merata pada bagian skrotum maka berarti isinya
cairan ( bila warnanya redup ).
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Pre operasi
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d
pembengkakan skrotum
b.Resiko kerusakan integritas kulit :skorotum
b.d adanya gesekan dan peregangan jaringan kulit skrotum.
c. Perubaan body image :citra tubuh b.d
perubahan bentuk skrotum.
d. Ansietas pada orangtua b.d kondisi
anaknya dan kurang pengetahuan merawat anak.
2.
Post operasi
a. Resiko infeksi b.d insisi post
operasi.
b. Deficit pengetahuan orangtua b.d
kondisi anak : prosedur pembedahan, perawatan postop, program penatalaksanaan.
c. Nyeri berhubungan dengan gangguan
pada kulit jaringan, trauma pembedahan.
C.
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN
PELAKSANAAN
1.
Pre operasi
a.
Gangguan rasa nyaman(nyeri) b.d
pembengkakan skrotum
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan
intervensi, rasa tidak nyaman berkurang bahkan hilang
Kriteria hasil : Pembengkakan
skrotum berkurang, Klien merasa nyaman, nyeri klien berkurang bahkan hilang Skala
nyeri 0-3.
Intervensi Keperawatan :
1. Kaji skala, karakteristik dan lokasi
nyeri yang dialami klien sesuai dengan PQRST.
RASIONAL : mengidentifikasi nyeri akibat
gangguan lain.
2. Catat petunjuk nnonverbal seperti
gelisah, menolak untuk bergerak, berhati-hati saat beraktifitas dan meringis
RASIONAL : mendeskripsikan tingkat nyeri
3. Ajarkan pasien untuk memulai posisi
yang nyaman atau tekhnik relaksasi misalnya duduk dengan kaki agak dibuka dan
nafas dalam.
RASIONAL : mengurangi sensasi nyeri
4. Berikan tindakan nyaman massage
punggung, mengubah posisi dan aktifitas senggang.
RASIONAL : mengurangi sensasi nyeri.
5. Observasi dan catat pembesaran
skrotum ( bila perlu ukur tiap hari ), cek adanya keluhan nyeri.
RASIONAL : menjadi acuan dalam
perrkembangan terapi yang sudah diberikan.
6. Kolaborasi pemberian analgetik
sesuai indikasi
RASIONAL : mengurangi sensasi nyeri.
b.
Resiko kerusakan integritas kulit :
skrotum b.d adanya gesekan dan peregangan jaringan kulit skrotum.
Tujuan : Diharapkan setelah
dilakukan intervensi, kerusakan integritas kulit tidak terjadi,
Kriteriahasil : Tidak ada lecet dan
kemerahan di sekitar area pembesaran.
Intervensi :
1. Kaji adanya tanda kerusakan kulit
seperti lecet dan kemerahan sekitar area pembesaran ( lipatan paha ).
RASIONAL : mengetahui lebih dini
gejala kerusakan kulit untuk dilakukani ntervensi selanjutnya.
2. Berikan salep atau pelumas.
RASIONAL : mencegah kerusakan kulit.
3. Kurangi aktifitas klien selama
sakit.
RASIONAL : mencegah kerusakan yang
lebih parah.
4. Berikan posisi yang nyaman :
abduksi.
RASIONAL : memberikan sirkulasi bagi
aliran darah.
5. Anjurkan klien menggunakan pakaian
yang longgar terutama celana.
RASIONAL : mencegah iritasi yang
lebih parah.
c.
Perubahan body image : citra tubuh
b.d perubahan bentuk skrotum
Tujuan : Diharapkan setelah
dilakuakan intervensi, klien tidak merasa bahwa penyakitnya adalah suatu
penderitaan, dan pada bayi, orangtua harus memahami bahwa penyakit ini dapat
disembuhkan.
Kriteria Hasil : Keluarga sabar
menghadapi kondisi anaknya.
Intervensi
:
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
tentang kondisi dan pengobatan, dan ansietas seubungan dengan situasi saat ini.
RASIONAL : mengidentifikasi luas
masalah dan perlunya intervensi.
2. Perhatikan perilaku menarik diri
pada keluarga, tidak efektif menggunakan pengingkaran atau perilaku yang
mengindikasikan terlalu mempermasalahkan tubuh dan fungsinya.
RASIONAL : indicator terjadinya
kesulitan menangani stress terhadap apa yang terjadi.
3. Tentukan tahap berduka. Perhatikan
tanda depresi berat /lama.
RASIONAL : identifikasi tahap yang
pasien sedang alami memberikan pedoman untuk mengenal dan menerima perilaku
dengan tepat. Depresi lama menunjukan intervensi lanjut
4. Akui kenormalan perasaan.
RASIONAL : pengenalan perasaan
tersebut diharapkan membantu orangtua pasien untuk menerima perilaku dan
mengatasinya secara efektif.
5. Anjurkan orang terdekat untuk
memperlakukan pasien secara normal dan bukan sebagai orang cacat.
RASIONAL : menyampaikan harapan
untuk mengatur situasi dan membantu perasaan harga diri dan orang lain.
6. Yakinkan keluarga bahwa penyakit ini
dapat disembuhkan dan tetap sabar menghadapi kondisianaknya.
RASIONAL : memperkuat keyakinan
keluarga dan memberikan semangat yang mempertahankan harga diri keluarga dan
menghindari kecemasan yang berlebihan.
d.
Ansietas pada orang tua b.d kondisi
anaknya dan kurang pengetahuan merawat anak.
Tujuan : Diharapkan setelah
dilakukan intervensi, orang tua memahami dan mengerrti tentang prognosa dan
diagnose penyakit yang dialami oleh anaknya,
Kriteria hasil : cemas yang dialami
orangtua klien berkurang bahkan hilang.
Intervensi:
1. Beritahu dan jelaskan tentang
prognosa dan diagnose penyakit yang dialami oleh anaknya.
RASIONAL : menghilangkan kecemasan orangtua klien karena
ketidaktahuan tentang prosedur.
2. Jelaskan tindakan yang akan
dilakukan terhadap anaknya sebelum tindakan dilakukan.
RASIONAL : menghilangkan kecemasan orangtua klien karena
ketidaktahuan tentang prosedur.
3. Libatkan orangtua dalam perawatan
terhadap anaknya.
RASIONAL : mengindari persepsi yang salah dan membantu
menghilangkan kecemasan pada anak.
4. Berikan informasi bahwa penyakit ini
dapat hilang dengan sendirinya.
RASIONAL : menghilangkan kecemasan orangtua klien karena
ketidaktahuan tentang prosedur.
2.
Post Operasi
a.
Resiko infeksi b.d insisi post operasi
Tujuan : diharapkan resiko
terjadinya infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil : Berkurangnya
tanda-tanda peradangan seperti kemeraha-merahan, gatal, panas, perubahan fungsi.
Intervensi
:
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas walupun menggunakan sarung tangan steril.
Rasional : mengurangi kontaminasi
silang
2. Batasi penggunaan alat atau prosedur
invasive jika memungkinkan
Rasional : mengurangi jumlah lokasi
yang dapat menjadi tempat masuk organism.
3. Gunakan teknik steril pada waktu
penggatian balutan/penghisapan/berikan lokasi perawatan, misalnya jalur invasive.
Rasional : mencegah masuknya
bakteri, mengurangi risiko infeksi nosokomial.
4. Gunakan sarung tangan/pakaian pada
waktu merawat luka yang terbuka/antisipasi dari kontak langsung dengan sekresi
ataupun ekskresi.
Rasional : mencegah penyebaran infeksi/kontaminasi
silang.
b.
Deficit pengetahuan orangtua b.d
kondisi anak : prosedur pembedahan, perawatan postop, program pentalaksanaan.
Tujuan : Klien menyatakan
pemahamannya proses penyakit, pengobatan dan potensial komplikasi.
Intervensi
:
1. Kaji ulang pembatasan aktivitas
pascaoperasi.
RASIONAL : mencegah komplikasi
lanjut dari pergerakan dan aktivitas yang berlebihan.
2. Dorong aktivitas sesuai toleransi
dengan periode istirahat periodic
RASIONAL : mencegah kelemahan,
meningkatkan penyembuhan, dan lekas kembali pulih normal.
3. Diskusikan perawatan insisi,
termasuk mengganti balutan, pembatasan mandi, dan kembali ke dokter untuk
mengangkat jahitan / pengikat.
RASIONAL : pemahaman meningkatkan
kerjasama dengana program terapi, meningkatkan penyembuhan dan program
perbaikan.
4. Identifikasi gejala yang memerlukan
evaluasi medic, contoh peningkatan nyeri; edema/eritema luka, adanya drainase,
demam.
RASIONAL : upaya intervensi
menurunkan risiko komplikasi serius contoh : lambatnya penyembuhan.
c.
Nyeri berhubungan dengan gangguan
pada kulit jaringan, trauma pembedahan.
Tujuan : Diharapkan setelah
diberikan terapi, nyeri klien berkurang bahkan hilang.
Kriteria Hasil : skala nyeri 0-3 dan
kllien tidak menangis serta gelisah.
Intervensi
:
1. Kaji nyeri, catat lokasi,
karakteristik, beratnya (0-10). Selidiki dan laporkan perubahan nyeri dengan
cepat.
RASIONAL : berguna dalam pengawasan
keefektifan obat, kemajuan penyembuhan.
2. Pertahankan istirahat dengan posisi
semifowler.
RASIONAL : gravitasi melokalisasi eksudat
inflamasi.
3. Dorong ambulasi dini.
RASIONAL : meningkatkan normalisasi
fungsi organ.
4. Berikan aktivitas hiburan.
RASIONAL : focus perhatian kembali,
meningkatkan relaksasi, dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
5. Berikan analgetik sesuai indikasi.
RASIONAL : menghilangkan nyeri
mempermuda kerja sama dengan intervensi terapi lain contoh batuk dan ambulasi.
D.
EVALUASI
1.
Pre operasi
a. Nyeri klien berkurang bahkan hilang.
b. Tidak terjadi kerusakan integritas
kulit.
c. Perubahan body image dan harga diri
rendah tidak terjadi pada keluarga.
d. Orangtua tidak cemas.
2.
Post operasi
a. Tidak terjadi infeksi.
b. Klien memiliki pengetahuan tentang
prosedur perawatan dan pengobatan.
c. Nyeri klien tidak berlangsung lama.
E.
PENDIDIKAN KESEHATAN
Pendidikan kesehatan yang diterapkan
dalam pemberian asuhan keperawatan Hydrocele adalah dengan memeberikan
penyuluhan kepada masyarakat agar masyarakat memahami tentang Hydrocele,dan
apabila penyakit ini menyerang masyarakat, masyarakat dapat langsung berkonsultasi
dengan pihak kesehatan. Tujuan ditetapkan adanya pendidikan kesehatan ini, untuk mengajarkan masyarakat
tentang Hydrocele.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Hidrokel
adalah penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus testis, yang menyebabkan
pembengkakan lunak pada salah satu testis. Penyebabnya karena gangguan dalam
pembentukan alat genitalia external, yaitu kegagalan penutupan saluran tempat turunnya
testis dari rongga perut ke dalam skrotum.
Asuhan keperawatan yang di berikan perawat
kepada pasien meliputi pengkajian,analisa data,perumusan diagnosa
keperawatan,perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.
B.
SARAN
1. Bagi Perawat
Diharapkan untuk memberikaniinformasi kepada keluarga agar
sering mengontrol masalah kesehatan ke Rumah Sakit atau Puskesmas untuk
mendapatkan perawatan dan pengobatan lebih lanjut dan menghindari terjadinya
kejadian yang dapat mengancam jiwa individu.
2. Bagi pasien
Diharapkan agar keluarga selalu mengontrolkan masalah
kesehatan pasien kepelayanan kesehatan antaralain rumah sakit atau puskesmas.
3. Bagi keluarga
Diharapkan keluarga selalu memberikan dukungan atau bantuan
dalam mengatasi semua masalah kesehatan yang di hadapi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Ä Arif Mansjoer, dkk. 2001.Kapita
Selekta Kedokteran. Penerbit Aesculapius : Jakarta
Ä Dongoes M.2000.Perencanaan Asuhan
Keperawatan. EGC : Jakarta
Ä Hydrocele, http:// www. Medicastore.
Com/ med. 2007
Ä Saccharin,
Rosa M,1997,Prinsip Perawatan Pediatric, edisi 2, EGC: Jakarta
Artikelnya bagus gan.....
BalasHapusPerkenalkan inilah Cara Mengobati Hidrokel Buah Zakar Besar Sebelah pada Bayi, Balita, Anak, Remaja dan Dewasa Tanpa Operasi yaitu dengan cara mengkonsumsi Herbal AgaricPro Obat Hidrokel Buah Zakar Sebelah, Burut pada Anak Bayi dan Dewasa. Herbal ini aman dikonsumsi oleh semua usia.
Cara Menyembuhkan Hidrokel secara alami dengan Obat Hidrokel, Burut, Buah Zakar Besar Sebelah pada Bayi, Balita, Anak, Remaja dan Dewasa ini paling aman karena herbalnya diramu dari bahan-bahan alami asli indonesia.